Formula Satu adalah tingkat balap tertinggi, puncak olahraga motor. Namun, selama beberapa dekade kecerdikan dan kemajuan ilmiah, tampaknya selalu ada ruang untuk perbaikan. Meskipun beberapa mobil produksi hampir dapat mengimbangi mobil F1 dalam hal akselerasi, tidak ada yang akan mengikuti mereka di tikungan yang mereka lewati.
Dengan dorongan untuk energi yang lebih bersih dan kendaraan listrik, pabrikan otomotif perlu berkreasi untuk generasi penggemar berikutnya, termasuk mereka yang berada di level balap tertinggi. Dengan demikian, Formula E, seri balap serba listrik, dianggap sebagai jalan tengah bagi pelestari lingkungan dan petrolhead. Namun, masih ada pertanyaan: mana yang lebih cepat?
Apa itu Formula E?
Formula 1 adalah level balapan tertinggi untuk mobil satu kursi yang disetujui oleh FIA (Fédération Internationale de l’Automobile), dan Formula E adalah balapan level tertinggi untuk mobil listrik satu kursi. Dorongan untuk energi yang lebih bersih mempengaruhi lebih dari kendaraan kelas konsumen, termasuk mobil balap.
Meski tidak mampu menghasilkan suara gemuruh mesin yang didambakan para penggila, Formula E tidak pernah ditempatkan untuk bersaing dengan Formula 1 secara langsung melainkan menjadi bagian dari kelasnya sendiri. Selain defisit kebisingan, Formula E memiliki kecepatan top-end yang terbatas dibandingkan rekannya.
Formula Satu vs. Formula E: Perbedaan Kecepatan
Jadi seberapa cepat Formula E? Tidak seperti kendaraan penumpang produksi, tenaga listrik berada pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan head-to-head dengan mobil F1 berbasis bensin. Meski begitu, mereka tidak bungkuk, karena mereka dapat mencapai 100km/jam dari posisi diam hanya dalam 2,8 detik. Berpacu selama 45 menit setiap kali, kendaraan berbasis listrik ini dapat mencapai kecepatan hingga 280 km/jam.
Meskipun angka ini lebih rendah dari rekannya yang berbasis bensin, Formula E tidak pernah dimaksudkan untuk bersaing langsung dengan Formula 1 melainkan mempercepat transisi ke tenaga listrik. Meski angka akselerasi ini sebanding dengan beberapa mobil produksi, tidak ada yang akan menikung seperti mobil F1. Dengan suku cadang yang dirancang dan direkayasa secara khusus untuk kecepatan, mobil Formula Satu bergerak dari 4G hingga 6G.
Formula Satu Vs. Formula E: Mana yang Lebih Cepat?
Pada akhirnya, Formula Satu lebih cepat daripada Formula E, yang diharapkan mengingat betapa barunya Formula E. Meskipun mobil Formula E dilengkapi dengan suku cadang yang sangat direkayasa, ada banyak peningkatan yang perlu dilakukan sebelum dapat dibandingkan dan bersaing dengan mobil Formula Satu.
Misalnya, mobil Formula Satu menghasilkan lebih dari 1.000 tenaga kuda, sedangkan mobil Formula E memiliki ambang buatan 350 tenaga kuda. Keterbatasan tenaga menghasilkan akselerasi yang lebih lambat dan kecepatan tertinggi yang lebih lambat, dan konfigurasi baterai yang berat pada mobil Formula E yang berbobot 385 kg tidak serta merta berkontribusi pada kendaraan yang lebih cepat.
Meskipun paket baterai dan konfigurasi motor dapat ditingkatkan, sebenarnya ambang batas daya yang diterapkan itulah yang benar-benar membatasi apa yang dapat dilakukan oleh mobil Formula E. Bahan karbon yang ringan dan keunggulan tenaga kuda memungkinkan Formula Satu untuk maju dari rekannya.
Sirkuit Formula E juga berperan. Untuk membantu pengereman regeneratif, sirkuit Formula E biasanya penuh dengan belokan berkelok-kelok, yang menjaga kecepatan tetap rendah.
Formula E Memiliki Banyak Potensi
Formula E memiliki potensi untuk menjadi lebih menghibur, meski para penggemar cenderung memihak rekannya yang berbasis bensin. Meski begitu, karena mereka tidak berkompetisi secara langsung, Formula E memiliki caranya sendiri untuk bersenang-senang di trek. Dengan paket baterai yang lebih ringan dan kemajuan dalam komponen powertrain, hanya masa depan yang dapat mengetahui apa yang dimilikinya untuk Formula E.